Gustinerz.com | Stroke non hemoregik merupakan penyakit system neurologi dimana terjadi penyumbatan pembuluh darah pada otak sehingga akan terjadi gangguan fungsi serebral.

Strok non hemoregik pada Ny. M sesuai dengan anamneses yang penyusun lakukan langsung pada pasien tersebut dimungkinkan faktor pencetusnya ada adanya ateroskeloris hal ini karena pasien mengidap penyakit hipertensi (hipertensi merupakan tanda atau gejala adanya tahanan perifer pada pembuluh daraha, tahanan perifer ini diakibatkan adanya flak-flakan atau vasokontriksi pembuluh darah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada patofisiologi terjadinya stroke non hemoregik pada pasien Ny. M dengan etiologi / faktor pencetus ateroskelorosis

Ateroskelorosis PD otak –> Suplay darah terhambat/terganggu –> Iskemia jaringan –> Gangguan/kerusakan jaringan –> Stroke non hemoregik

Dari hasil penelitian atau pengkajian kami dilapangan diidentifikasi bahwa ada beberapa perbedaan antara teori dengan kenyataan dilapangan mengenai penyakit SNH (Stroke Non Hemoregik). Perbedaan ini penyusun lebih spesifikasi kepada manifestasi klinis berdasarkan teori dan kenyataan yang ada pada pasien

            Berikut perbedaan teori dan kasus dilapangan:

Tabel 1.1 Kesenjaangan Teori dan Kasus Pada Pasien SNH

Teori

Pada Pasien

Hemiparesis Ditemukan
Hemiplegia Ditemukan
Disartria (kesulitan berbicara) Tidak Ditemukan
Disfasia atau Afasia (kehilangan bicara), Tidak Ditemuka
Apraksia (ketidak mampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya) Tidak Ditemukan
Kehilangan setengah lapang pandang (hemianopsia) Tidak Ditemukan
Kehilangan sensori Tidak Ditemukan
Pusing Tidak Ditemukan

 Tabel diatas memberikan gambaran bahwa ada beberapa manifestasi yang ada pada teori dengan yang terjadi pada pasien dengan diagnose Stroke Non Hemoregik.

Dari segi diagnose keperawatan yang ada dalam teori dan dibandingkan yang didapat pada pasien stroke non hemoregik terdapat beberapa perbedaan. Berikut diagnose yang biasanya muncul pada pasien stroke non hemoregik

a.       Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan  gangguan interupsi aliran darah, oklusif, hemoragi, edema serebral, vasospasme.

b.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan  kerusakan neuromuskular: hemiparese atau hemiplegia.

c.       Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuromuskular: kerusakan pada area bicara (afasia), kehilangan kontrol tonus otot facial.

d.      Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi saraf sensori.

e.       Kurang perawatan diri: aktivitas daili (ADL) berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan atau tahanan, kehilangan kontrol atau koordinasi otot.

Dari kelima diagnosa yang biasanya muncul pada pasien dengan gangguan sistem neurologi (stroke non hemoregik) peneliti hanya mendapatkan 1 diagnosa yaitu . Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan  kerusakan neuromuskular

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan  kerusakan neuromuskular diagnosa keperawatan ini peneliti angkat karena berdasarkan hasil pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik, serta observasi langsung ke pasien). Dalam hal ini data subjektif dan objektifnya hanya mendukung pada satu diagnosa tersebut. Berikut data objektif dan subjektif pasien Ny. M

Ds.

–       Klien mengeluh berat untuk mengangkat tangan dan kaki kanan

Do.

–            Tangan dan kaki klien nampak sulit untuk digerakan

–            KO

Dari data subjektif dan objektif tersebut maka peneliti hanya mengangkat satu diagnose utama pada pasien Ny. M tersebut yaitu “gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuscular”

1 Comment