Gustinerz.com | Cedera otak dapat merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam neurology. Cedera otak/trauma kapitis/cedera kepala adalah trauama mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanent.

Cedera otak terdiri dari tiga tingkatan yakni ringan, sedang, dan berat. Untuk menentukan tingkat keparahan/derajat tersebut menggunakan alat ukur/instrumen GCS/SKG (Glasgow Coma Scale/Skala Koma Glasgow).

Tanda adanya cedera otak dapat dilihat adanya lesi pada difuse, fokal, vaskuler otak, hematoma intrakranial, hematoma subdural, hematoma intraparenkhimal, hematoma subarakhnoid, hematoma intraseraebral, dan hematoma intraserebrallar.



Menentukan derajat cedera otak dengan skor GCS

Derajat Nilai GCS Gambaran Klinis CT Scan Otak
Minimal 15 Tidak mengalami pingsan dan tidak defisit neurologi Normal
Ringan 13-15 Pingsan <10 menit, tidak mengalami defisit neurologi Normal
Sedang 9-12 Pingsan >10 menit s/d 6 jam, mengalami defisit neurologik Abnormal
Berat 3-8 Pingsan >6 jam, mengalami defisit neurologik Abnormal

Minimal (Simple Head Injury)

  • Nilai GCS 15, tidak mengalami penurunan kesadaran, tidak ada amnesia pasca trauam (APT), tidak ada defisit neurology.

Cedera Otak/Trauma Kapitis Ringan (Mild Head Injury)

  • Nilai GCS 13-15, CT Scan normal, pingsan <30 menit, tidak ada lesi operatif, rawat rumah sakit <48 jam, amnesia pasca trauam (APT) < 1 jam.

Cedera Otak/Trauma Kapitis Sedang (Moderate Head Injury)

  • Nilai GCS 9-12 dan dirawat >48 jam, GCS >12 akan tetapi ada lesi operatif intrakranial atau abnormal CT Scan, pingsan >30 menit – 24 jam, APT 1-24 jam.

Cedera Otak/Trauma Kapitis Berat (Sever Head Injury)

  • GCS <9 yang menetap dalam 48 jam sesudah trauma, pingsan >24 jam. APT > 7 hari.

Sumber:

  • HIPGABI Gorontalo, 2019. Materi Pelatihan BTCLS. Divisi Diklat HIPGABI Gorontalo.