Bisa dibilang menjadi seorang perawat bukanlah hal yang mudah, banyak proses yang harus dilalui untuk menjadi perawat yang profesional baik perawat vokasi atau ners. Salah satu proses untuk dilalui menjadi seorang perawat adalah melewati uji kompetensi (Ukom) yang mana ini merupakan salah satu syarat wajib bagi seorang perawat untuk bisa lulus dari perguruan tinggi.

Ukom merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa kesehatan (keperawatan) diakhir studinya. Ukom telah tertuang dalam UU No. 38/2014 tentang keperawatan dan UU No. 36/2014 tentang tenaga kesehatan serta peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa lulus uji kompetensi adalah syarat wajib bagi seorang tenaga kesehatan untuk mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi).



Untuk itu mahasiswa keperawatan harus berusaha untuk dapat lulus dalam ukom. Salah satu upaya yang dilakukan adalah belajar mengerjakan soal-soal ukom, berikut ini soal yang sering keluar dalam uji kompetensi perawat.

Soal tentang asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan (askep) adalah tugas utama seorang perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Sehingga 100% dijamin soal askep pasti akan ada dalam ukom. Bicara askep pasti menyangkut proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Sehigga mahasiswa harus menguasai salah metode untuk menentukan tahapan proses keperawatan. Mari kita perhatikan contoh penentuan soal-soal berikut ini:

Contoh soal tentang pengkajian keperawatan

Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 22 minggu datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melhairkan bayi laki-laki usia kehamilan 38 minggu. Tahun 2007 melahirkan bayi laki-laki  lagi usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2012 mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu.

Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus diatas?

Sebelum menjawab pastikan sudah mempelajari tentang status obstetrik yakni Gravid (G) yang merupakan jumlah kehamilan, Partus (P) yakni kelahiran setelah gestasi 20 minggu tanpa melihat bayi hidup atau mati, dan Abortus (A) yakni keluarnya konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan batasan gestasi kurang dari 20 minggu. Jadi untuk penulisan status obstetrik pada kasus tersebut yang benar adalah G4 P2 A1 (saat ini pasien kehamilan yang ke-4, sudah melahirkan 2 kali, dan 1 kali abortus).

Contoh soal menentukan masalah/diagnosa keperawatan.

menentukan diagnosa atau masalah keperawatan adalah soal yang bisa dipastikan ada dalam ukom. Jika kita betul-betul telah menguasai cara menentukan diagnosa keperawatan tentunya akan terasa mudah menjawab soal jenis ini. Perhatikan contoh soal dibawah ini

Seorang laki-laki berusia 46 tahun di antar keluarga ke poliklinik dengan keluhan: sesak nafas. Hasil pengkajian: nyeri dada kiri, batuk, kondisi nyeri lebih hebat saat berjalan, karakteristik nyeri yang hilang timbul. Skala Nyeri 7/10, pasien mengeluh aktivitas terbatas, cepat merasakan capek,  pada pemeriksaan tanda-tanda vital  TD : 190/90 mmHg, frekuensi nadi 112 x/mnt, suhu : 37 C, frekuensi napas : 40 kali/mnt.

Apakah masalah utama pada kasus diatas?

Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk menjawab soal diatas adalah melihat data dominan yang paling banyak muncul pada kasus diatas. Jika kita perhatikan keluhan pasien ke faskes adalah sesak nafas, namun ketika kita melihat deskripsi kasusnya mengarah ke masalah Nyeri dengan data nyeri dada kiri, nyeri hebat saat aktivitas, nyeri hilang timbul, skala nyeri 7 serta ada peningkatan nadi. Sehingga jawaban paling tepat pada kasus diatas adalah NYERI AKUT.

Contoh soal menentukan intervensi/tindakan keperawatan

Menentukan intervensi/tindakan keperawatan yang tepat atau utama pasti akan ada dalam soal ukom perawat baik ners dan vokasi. Maka pelajarilah strategi yang tepat untuk menjawab soal-soal jenis intervensi. Perhatikan contoh soal dibawah ini:

Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke UGD dengan keadaan sesak napas dan batuk. Hasil pengkajian: anak tidak bisa mengeluarkan sekret, bunyi wheezing, frekuensi nafas 46x/menit. Ibunya nampak khawatir dengan kondisi anaknya.

Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus diatas?

Untuk menentukan jawaban pastinya kita melihat masalah yang muncul pada kasus tersebut yakni anak tersebut mengalami sesak diakibatkan adanya akumulasi sekret dalam saluran pernapasan yang ditandai dengan adanya bunyi nafas tambahan yakni wheezing. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut kita melakukan intervensi untuk mengatasi obstruksi jalan nafas adalah tindakan pemberian inhalasi (nebulizer) guna melonggarkan jalan nafas (bronkus) diperlukan bronkodilator.

Pada tahap intervensi/tindakan keperawatan juga ada jenis soal terkait tindakan prosedural yang tepat. Perhatikan contoh soal ini:

Seorang laki-laki berusia 47 tahun sedang dirawat di ruang bedah karena kesulitan berkemih. Pasien dilakukan pemasangan kateter urine. Setelah pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukan dengan mudah dan tanpa ada hambatan, segera urin terlihat keluar dan ditampung dalam bengkok.

Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada pasien tersebut?

Untuk menjawab soal jenis seperti ini, pastikan kita sudah membaca atau menguasai standar prosedural tindakan yang tepat. Jika kita melihat kasus diatas, urine yang keluar melalui kateter menunjukkan kateter baru sampai pada uretra, sehingga perlu kita lakukan pemasukan kateter hingga percabangan untuk memastikan kateter benar-benar sudah sampai pada kandung kemih, setelah itu kita lakukan fiksasi internal yakni dengan memasukan NaCl 0.9 agar terjadi pengembangan balon.



Contoh soal menentukan evaluasi keperawatan

Soal terkait evaluasi atau kriteria yang diharapkan dari tindakan yang telah dilakukan oleh perawat pasti akan ada dalam soal ukom. Sehingga kita mengetahui cara menjawab jenis soal ini. Perhatikan contoh soal dibawah ini:

Laki-laki berusia 35 tahun dengan BB 55 kg diantar ke UGD dengan keluhan diare. Hasil pengkajian: pasien tampak lemah dan mengalami dehidrasi berat. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 130 x/menit, frekuensi nafas 30 x/menit, suhu 37,5o Saat ini pasien sudah diberikan terapi infuse cairan 2 jalur, memasang oksigen dan memasang kateter.

Apakah evaluasi untuk menilai keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?

Mari kita perhatikan kembali kasus diatas, masalahnya adalah pasien mengalai dehidrasi berat yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, peningkatan nadi, hal ini diakibatkan karena pasien mengalami diare, sehingga tindakan yang tepat adalah memberikan cairan infus 2 jalur. Untuk itu yang perlu dinilai dari keberhasilan tindakan tersebut adalah urine output dari pasien yakni 30 ml/jam.


Sumber:

  • AIPNI, 2019. siNERSI