Salah satu masalah yang paling banyak dan sering ditemukan pada klien yang masuk rumah sakit adalah gangguan pada sistem pernapasan atau respirasi. Gejala yang sering ditemukan biasanya adalah sesak napas dan batuk.

Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem yang vital dalam mempertahankan kehidupan manusia, pada sistem inilah terjadi proses pengambilan oksigen (bahan baku metabolisme) yang membuat seseorang untuk bisa bertahan hidup.

Ada banyak kasus atau penyakit yang sering dialami pada sistem pernapasan diantaranya adalah TB paru, pneumonia, asma, asfiksia pada bayi baru lahir, dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang perawat dituntut dapat membantu dalam memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada klien dengan gangguan sistem respirasi dengan standar asuhan keperawatan yang sesuai atau tepat.



Berikut ini 3 masalah atau diagnosa yang paling sering muncul pada kasus sistem respirasi

  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif: kondisi jalan napas yang tidak normal akibat adanya penumpukan sputum yang kental (berlebihan) yang sulit untuk dikeluarkan. Untuk bisa diangkat diagnosa ini perlu adanya data utama yakni batuk tidak efektif/tidak mampu batuk, sputum berlebihan atau adanya obstruksi jalan napas, mekonium pada jalan napas (pada neonatus), dan adanya bunyi napas tambahan seperti wheezing atau ronkhi.
  2. Pola napas tidak efektif: kondisi inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat. Untuk dapat menegakkan diagnosa ini perlu adanya data utama yakni adanya penggunaan otot bantu napas, fase ekspirasi memanjang, dan pola napas abnormal.
  3. Gangguan pertukaran gas: kondisi ini mengakibatkan adanya kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbondioksiga pada membran alveolus kapiler. Penegakkan diagnosa ini harus ada data pCO2 meningkat atau menurun, pO2 menurun, pH arteri meningkat atau menurun, terdapat bunyi napas tambahan dan dispnea.

Fokus tindakan pada masalah sistem respirasi

Pada gangguan sistem pernapasan perlu adanya respon cepat dari tenaga kesehatan dalam menangani kasus tersebut, hal ini mengingat penting fungsi respirasi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen manusia, untuk itu perlu adanya fokus tindakan yang disesuaikan dengan masalah yang ditemukan pada klien. Misalnya tindakan pemberian nebulizer/inhalasi, suction, resusitasi, fisioterapi dada, pemberian oksigen, pemberian posisi, serta juga mengutamakan kolaborasi dengan tenaga medis misalnya pemberian obat pengecer dahak, bronkodilator, atau antibiotik. Pemberian edukasi kepada klien dan keluarga juga penting dilakukan misalnya pada klien dengan TB paru, perlu dilakukan pendidikan kesehatan dalam pencegahan penularan penyakit tersebut.


Referensi:

  • siNERSI AIPNI, 2018.

Leave a Comment