Gustinerz.com | Asma adalah gangguan inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemenya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan naas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebutk berhubungan dengan obstruksi jalan napa yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Faktor risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor penjamu dan faktor lingkungan. Faktor penjamu (host faktor) adalah genetik asma, alergi, hiperaktiviti bronkus, jenis kelamin dan ras. Sedangkan yang faktor risiko yang dipengaruhi lingkungan antara lain adalah:

  1. Alergen dan iritan (debu, asap, bulu hewan, serbuk sari, polusi, uap kimia, dll)
  2. Infeksi saluran pernapasan (karena virus, bakteri, atau jamur)
  3. Cuaca (dingin, berangin, lembab, perubahan suhu yang drastis)
  4. Aktifitas yang berat (olahraga, kelelahan)
  5. Makanan (seafood, makanan/minuman berpengawet, kacang-kacangan)
  6. Obat-obatan
  7. Psikis (depresi, cemas, manik).



Sampai dengan saat ini pengobatan asma belum juga ditemukan, namun prosedur pengobatan yang diikuti dengan baik dapat membantu penderita asma untuk dapat terus meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga penderita asma dapat melakukan aktifitas seperti orang pada umumnya.

Penegakan diagnosis asma dilakukan oleh dokter sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keparahan asma yang diderita sehingga jenis terapi yang diberikan dapat disesuaikan dengan tingkat asma yang diderita. Untuk dapat mengontrol asma penderita/pasien harus mengikuti prosedur pengobatan yang telah ditetapkan oleh dokter, namun penderita juga dapat melakukan kegiatan berikut untuk membantu pengontrolan asma yang diderita.

  1. Patuhi prosedur pengobatan yang disarankan dokter
  2. Hindari pajanan aspa rokok dan asap lainya (mobil, rumah)
  3. Melakukan aktivitas fisik (berolahraga secara teratur dan semampunya)
  4. Hindari obat-obat yang dapat memperparah asma (sesuai advis dokter)
  5. Istirahat yang cukup
  6. Kendalikan sters dengan baik
  7. Jika terjadi serangan asma, segera minta bantuan, jangan panik, duduk tegak, gunakan inhaler (bronkodilator) yang diberikan dokter pakai sesuai prosedur, atur pernapasan, dan jika gejala tidak kunjung membaik segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

Untuk menilai asma terkontrol atau tidak dokter/tim medis melakukan penilaian dengan menggunakan tool assesment yang dikeluarkan oleh GINA (Global Initiativ for Astma)

Dikatakan terkontrol jika penderita tidak lagi mengalami

  1. Penderita tidak mengalami serangan asma lebih dari 2 kali sehari
  2. Tidak lagi terbangun malam (tidak terjadi serangan asma pada malam hari)
  3. Tidak ada aktivitas tertentu yang dapat menimbulkan serangan asma
  4. Tidak lagi menggunakan obat pereda asma lebih dari 2 minggu

< Beranda

Referensi:

  1. Bahan Ajar Mata Kuliah Asma Prof. M. Amin, Sp.P (K)
  2. http://www.alodokter.com/komunitas/topic/bronkitis-do-asma