Gustinerz.com | Elektrolit merupakan zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Kebutuhan cairan dan elektrolit termasuk kebutuhan dasar manusia yang sama pentingnya dengan keberadaan oksigen.

Elektrolit dalam tubuh harus dipertahankan keseimbangannya aga sel-sel dalam tubuh manusia berfungsi secara optimal. Elektrolit dalam tubuh merupakan substansi yang membawa muatan positif (kation) atau membawa muatan negatif (anion). Kation sendiri berfungsi untuk mentransmisi impuls saraf ke otot dan kontraksi dari otot-otot rangka dan polos. Anion selalu berdampingan dengan kation.



Pada dasarnya, zat terlarut yang ada dalam tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon diokasida dan asam-asam organik. Zat elektrolit bermuatan listrik (ion) mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-) dan sulfat (SO42).

Kation dan Anion

  • Kation (muatan positif): Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca++), dan Magenesium (Mg++)
  • Anion (muatan negatif): Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42).

Fungsi elektrolit dalam tubuh

  1. Kalium (K+) merupakan elektrolit utama cairan intrasel (normal: 2,5-5.0 mEq/L). Banyak dijumpai dalam sayuran (brokoli, kentang) dan buah-buahan (pisang, persik, kiwi, apricot, jeruk, melon). Kalium berfungsi:
    • Transmisi dan konduksi impuls saraf
    • Kontraksi otot rangka, jantung dan otot polos
    • Untuk kerja enzim dalam proses glikolisis (proses merubah karbohidrat menjadi energi) dan proses merubah asam amino menjadi protein
    • Meningkatkan penyimpanan glikogen dalam hepar
    • Mengatur osmolaritas cairan seluler
  2. Natrium (Na+) Merupakan elektrolit utama cairan ekstrasel (normal: 135-145 mEq/L). Sumber natrium dari snack, rempah-rempah, daging panggang. Natrium berfungsing:
    • Penyeimbang cairan di ruang ekstraseluler
    • Komunikasi antara nervus dan musculus
    • Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada ion sodium di tubuhl ginjal: ion hidrogen di eskresikan
  3. Kalsium (Ca++) adalah elektrolit terbanyak dalam tubuh (mempunyai porsi yang sama antara cairan intraseluler (CIS) dengan cairan ekstraseluler (CES). Kalsium dalam tubuh normalnya 4,5-5,5 mEq/L. Kalsium berfungsi:
    • Membantu aktifitas saraf dan otot normal. Kalsium mampu meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium).
    • Mempertahankan premeabilitas seluler normal
    • Membantu pembekuan darah
    • Membantu proses pembentukan tulang dan gigi.
  4. Magnesium (Mg++) Magnesium terbanyak dijumpai di intrasel dan terdapat pada sel jantung, tulang, saraf dan jaringan otot. Kadar magnesium dalam tubuh normalnya 1,5-2,5 mEq/L. Magnesium berfungsi:
    • Untuk metabolisme karbohidrat dan protein
    • Mempengaruhi reaksi enzim
    • Untuk sintesa protein dan DNA, serta aktivasi ATP
    • Membantu dalam mempertahankan aktivitas listrik dalam membran sel saraf dan sel otot.
  5. Klorida (Cl-) Merupakan ion negatif yang tersebar di dalam ekstrasel dan intrasel. Nilai normal klorida adalah 100-106 mEq/L. Klorida memiliki fungsi:
    • Mempertahankan tekanan osmotik darah
    • Memegang peranan dalam keseimbangan asam basa
    • Sebagai bahan pembentuk asam lambung (HCL).
  6. Bikarbonat (HCO3-) merupakan buffer basa utama di dalam tubuh. Normal bikarbonat adalah 22-26 mEq/L (pada arteri). Bikarbonat berperan penting dalam mengatur keseimbangan asam-basa.
  7. Fospat (PO4) merupakan anion terbanyak di intrasel. Fungsi fospat adalah
    • Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa
    • Terlibat dalam reaksi kimia yang penting dalam tubuh seperti mengefektifkan beberapa vitamin B, membantu meningkatkan aktivitas saraf dan otot, dan berperan penting dalam metabolisme karbohidrat.
    • Penting dalam pembelahan sel

Sumber:

  • Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. FKp. UNAIR, Surabaya
  • Pranata, A.E, (2013). Manajemen Cairan dan Eleketrolit. nuMed: Yogyakarta.
  • Dihimpun dari berbagai sumber