Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hasil penelitian bisa dikatakan membuat manusia dapat bertahan hidup hingga saat ini. Hampir semua elemen kehidupan manusia berasal dari penelitian (studi).

Dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah, seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang digunakan agar penelitian tersebut tepat. Salah satu bagian dari metodologi penelitian adalah teknik pengambilan sampel penelitian (sampling). Sampling merupakan pengambilan atau memilih objek/unsur dari populasi.



Pengambilan teknik sampling

Pada umumnya teknik sampling terbagi menjadi 2 yakni probability sampling dan non probability sampling.

Probability sampling

Metode pengambilan sampel ini terbagi lagi menjadi 5 bagian yakni simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionaten stratified random sampling, cluster sampling, dan sistematis sampling.

  1. Simple randon sampling:Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak. Cara ini digunakan jika anggota populasi dianggap homogen. Tujuan yang ingin dicapai dengan cara ini adalah agar dapat melakukan pengamatan dan pemeriksaan pada sebagaian populasi yang dapat ditarik kesimpulan secara umum. Metode pengambilan sampel dapat menggunakan lotre technique, melempar mata uang atau dadu, dan random number.
  2. Proportionate stratified random sampling: Teknik ini dapat digunakan jika populasi tidak homogen dan proporsional. Contoh: suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan S1: 30. S2: 40, SMA: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah meliputi strata pendidikan diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
  3. Disproportionaten stratified random sampling: Digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi kurang proporsional. Contohnya: Pegawai PT A memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 400 orang SMA, 600 oran SMP, maka khusus lulusan S3 dan S2 harus diambil semuanya sebagai sampel karena kedua kelompok tersebut paling kecil dibandingkan dengan kelompok lainnya.
  4. Cluster sampling: Cluster berarti pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Teknik ini dapat digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas. Peneliti dapat menggunakan teknik ini dengan alasan jarak dan biaya serta peneliti tidak mengetahui alamat dari populasi secara pasti. Contohnya: satu kecamatan terdiri dari 15 desa, kemudian kita ambil hanya dua desa. Teknik ini bisa disebut sebagai teknik sampling daerah.
  5. Sistematis sampling: Teknik inii merupakan modifikasi dari simple random sampling. Keuntungan cara ini lebih mudah dan lebih murah. Contoh: Teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya ada populasi 100 orang kemudian diambil yang ganjil saja atau yang genap saja (1,3,4,7,…99).

Non probability sampling

Teknik ini tidak memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari purposive sampling, consekutive sampling, quota sampling, insidental sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

  1. Purposive sampling: Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. Contoh: akan melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan covid-19, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli atau bekerja melakukan perawatan pasien covid-19.
  2. Consekutive sampling: Pemilihan sampel dengan cara berurutan (consekutive) yaitu penentuan sampel dengan menetapkan subjek yang memnuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden yang diperlukan terpenuhi.
  3. Quota sampling: Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan).
  4. Insidental sampling: Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti.
  5. Sampling jenuh: Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil misalnya kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 
  6. Snowball sampling: Penentuan sampel yang awalnya jumlah sedikit atau kecil, kemudian sampel tersebut diminta untuk memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Dengan mengetahui proses pengambil sampel penelitian di atas, maka penelitian yang akan kita lakukan dapat berjalan dengan baik dan tepat sesuai kaidah penulisan ilmiah.


Sumber:

  • Setiadi, Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan ed. 2. GRAHA ILMU.
  • TEKNIK SAMPLING