Dalam menjalani kehidupan sehari-sehari setiap manusia pernah mengalami “kecemasan”. Anxiety (cemas) berasal dari baha latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Kecemasan adalah keadaan emosi negatif yang ditandai dengan firasat dan tanda-tanda ketegangan somatik, seperti jantung berdebar kencang, berkeringat, dan mengalami kesulitan bernapas.

Munculnya kecemasan ditandai dengan adanya gejala-gejala diantaranya berupa gejala fisik (perubahan yang dramatis pada tingkah laku, gelisah atau tidak tenang dan sulit tidur) dan gejala psikis (gangguan perhatian dan konsentrasi dan perubahan emosi).



Aspek-aspek kecemasan (Stuart, 2006).

Stuart mengelompokkan kecemasan dalam respon perilaku, kognitif dan afektif.

  • Perilaku: gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi dan sangat waspada.
  • Koginitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berpikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingu, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas balik dan mimpi buruk.
  • Afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah dan malu.

Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan (perasaan tidak enak, kacau, was-was) dan ditandai dengan istilah kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kada dialami dalam tingkat dan situasi berbeda-beda. Kecemasan didefinisikan sebagai respons awal terhadap ancaman psikis. Ada empat tingkat kecemasan yakni:

4 Tingkat kecamasan

  1. Kecemasan ringan: ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang presepsinya yang memungkinkan orang tersebut mempelajari perilaku baru dan memecahkan masalah. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
  2. Kecemasan sedang: Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Orang dapat mempelajari perilaku baru atau memecahkan masalah hanya dengan bantuan orang lain
  3. Kecemasan berat: Melibatkan perasaan takut dan tertekan (teror). Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Individu memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
  4. Panik: menyebabkan hilangnya pemikiran rasional, delusi, halusinasi, dan ketidakmampuan fisik serta kebisuan. Mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

Sumber: