Esai oleh: Putri Regina Saleh (Semester 1/B)

Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar SARS-CoV-2 di Indonesia.  Sampai tanggal 18 Desember 2021, Indonesia telah melaporkan 4.260.380 kasus positif menempati peringkat pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 143.998 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 4.111.464 orang telah sembuh, menyisakan 4.918 kasus yang sedang dirawat. Pemerintah Indonesia telah menguji 40.306.499 orang dari total 269 juta penduduk, yang berarti hanya sekitar 149.503 orang per satu juta penduduk. Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada tahun 2020. Kebijakan ini diganti dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada tahun 2021. Pada 13 Januari 2021, Presiden Joko Widodo menerima vaksin Covid-19 di Istana Negara, sekaligus menandai mulainya program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanganan covid-19 perlu terus ditingkatkan guna menekan angka kematian akibat virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut. “Upaya memberi pemahaman kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana apabila terpapar covid-19 harus segera dilakukan,” kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa. Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus memberikan sosialisasi yang mudah dipahami semua kalangan. Tujuannya agar pesan yang disampaikan mudah dipahami. Tingkat pemahaman yang baik tentang virus corona, kata dia, akan membantu pemerintah dalam mengendalikan covid-19. Apabila pemahaman masyarakat sangat baik, maka upaya “testing”, “tracing”, dan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi akan jauh lebih mudah dilakukan.



Covid-19 telah menyita banyak perhatian masyarakat dunia khususnya Indonesian. Penyebaran virus corona menjadi masalah bersama yang harus ditangani oleh seluruh elemen masyarakat. Namun saat ini, pemberlakuan kebijakan untuk memutuskan rantai persebaran covid-19 masih menuai banyak pro-kontra di kalangan masyarakat akibat kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia dan banyaknya masyarakat yang terdampak akibat dari kebijkaan tersebut. Di sinilah sangat diperlukan sosok garda terdepan yang mampu menjembatani pemerintah dengan masyarakat supaya krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19 dapat segera teratasi dan dapat kembali ke keadaan normal lagi. Mahasiswa sebagai insan penerus bangsa yang kreatif sebagai pembawa perubahan dan kontrol sosial masyarakat menjadi sosok garda terdepan yang diharapkan dapat bergerak cepat dalam mengerahkan kemampuannya demi kesejahteraan bangsa dan negara. Peran serta mahasiswa sangat dibutuhkan dan sangat berpengaruh dalam kondisi saat ini, yaitu sebagai penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat, serta rekan kerja pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan di tengah masyarakat. Sehingga dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah memahami dan terbantu dengan kehadiran mahasiswa dalam penanganan Covid-19 ini.

Hari-hari terakhir perhatian umat manusia di lini masa bahkan dunia masih saja berkutat pada soal virus Corona (Covid-19). Betapa tidak, virus ini membawa ekses tersendiri (petaka besar) bagi kehidupan global. Kita dihadapkan pada ancaman kepunahan ras manusia yang nyata di depan mata di semua negara. Negara-negara di belahan dunia yang terpapar virus tersebut kini mendadak menjadi hantu paling menakutkan di dunia. Orang-orang yang pada mulanya senang bepergian, rutin bertamasya di manca negara, mengagendakan ibadah haji, seketika ciut nyalinya. Hal itu karena di samping adanya pembatasan negara yang ketat, juga lantaran seisi dunia panik dan terburu-buru menghadapi laju penyebaran pandemi ini. Pada abad ini, kita menemukan bangsa manusia berada dalam suatu krisis global yang mengerikan, yaitu hadirnya pendemi Corona telah menyebabkan krisis multidimensional. Ia tidak hanya menyentuh aspek kesehatan, tetapi juga memengaruhi dimensi sosial, ekonomi, politik hingga budaya. Kita tidak tahu kapan virus ini akan berakhir namun selalu ada harapan dan optimisme bahwa badai ini akan segera berlalu.

Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat diberbagai bidang salah satu contohnya dalam bidang kesehatan. Pengaruh pandemi covid-19 dalam bidang kesehatan yaitu tingkat kesehatan menurun karena banyak yang terpapar covid-19 dan banyak masyarakat yang stress karena khawatir dan takut tertular virus corona sehingga membuat sistem imun semakin menurun. Upaya pencegahan untuk mengantipasi penyebaran covid-19 sudah dilakukan diantaranya karantina wilayah, kebijakan lockdown, social distancing, mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, rajin mencuci tangan, dan lain sebagainya. Bukan hanya pemerintah saja akan tetapi seluruh masyarakat harus ikut berperan dalam upaya pencegahan tersebut agar virus corona bisa segera teratasi dan kita dapat beraktivitas kembali seperti sebelumnya. Namun, masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan keadaan ini yang akhirnya berujung menyandang status positif covid. Selain itu banyak tenaga kesehatan yang berguguran akibat pandemi ini karena faktor tertular virus covid-19 maupun faktor kelelahan karena jumlah pasien yang membludak hingga banyak tenaga kesehatan yang menangani pasien covid-19 meninggal dunia.

Masalah terbesar setelah kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 adalah meningkatkatnya krisis ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat.  Salah satu dampak Covid-19 adalah munculnya pengaruh besar terhadap sektor ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Dampak yang pertama adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat. Perekonomian suatu negara akan naik apabila daya beli atau konsumsi masyarakatnya tinggi. Jika suatu pasar mampu menciptakan daya beli yang tinggi, maka artinya pasar tersebut sukses dalam menciptakan regulasi. Regulasi daya beli atau konsumsi masyarakat ini memberikan pengaruh yang sangat besar, yaitu sekitar 60 persen terhadap kenaikan perekonomian negara. Bahkan pemerintah Indonesia pun mengakui bahwa daya beli masyarakat melemah karena pendapatan masyarakat yang menurun. Penurunan pendapatan masyarakat ini, salah satunya adalah akibat dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak Covid-19. Melemahnya daya beli masyarakat ini juga diakibatkan oleh adanya keterbatasan mobilitas dan aktivitas ekonomi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan adanya penerapan PPKM ini, masyarakat menjadi terbatas untuk melakukan transaksi jual beli secara langsung, sehingga masyarakat harus melakukan semua transaksi secara online. Padahal tidak semua masyarakat memiliki sarana melakukan transaksi secara online, sehingga daya beli masyarakat menurun.
Selain itu, Covid-19 juga menimbulkan dampak terhadap menurunnya angka investasi di berbagai sektor usaha yang ada. Karena adanya pandemi Covid-19 ini mengakibatkan masyarakat menjadi ragu untuk memulai investasi, sehingga berimplikasi terhadap berhentinya usaha masyarakat itu sendiri. Dampak dari Covid-19 terhadap penurunan jumlah investasi di Indonesia dapat mencapai miliaran, bahkan mencapai triliunan rupiah. Salah satu lembaga riset Indonesia, yaitu Institute for Development of Economics and Finance telah melakukan penelitian dan mengeluarkan prediksi mengenai adanya potensi kehilangan nilai investasi yang sangat besar akibat dari dampak Covid-19 ini. Salah satu faktor penyebab dari hilangnya nilai investasi dapat terjadi karena semakin tertekannya prospek kegiatan serta pertumbuhan ekonomi.

Pandemi Covid-19 juga berdampak langsung pada berbagai lapangan pekerjaan dalam sektor pariwisata. Menteri Ketenagakerjaan Indonesia bahkan menyebutkan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari Covid-19. Salah satu penyebab sektor pariwisata mendapat dampak besar dari Covid-19 ini adalah karena adanya pembatasan sosial berskala besar untuk berkunjung ke tempat-tempat pariwisata yang ada di Indonesia. Adanya kebijakan Indonesia dan negara-negara lain membatasi masyarakat keluar masuk negara, serta dengan ditutupnya akses bandara dari penerbangan internasional, menyebabkan jumlah turis menjadi turun dan anjlok. Jumlah turis yang masuk ke Indonesia pada 2020 hanya sekitar 25 persen dari turis yang berkunjung ke Indonesia pada 2019. Pendapatan negara di sektor pariwisata juga menurun drastis. Di mana penurunannya dapat mencapai angka puluhan miliar. Dampak Covid-19 pada sektor pariwisata di Indonesia juga dapat dilihat dari adanya pengurangan jam kerja pegawainya. Jutaan pegawai di sektor pariwisata mengalami pengurangan jam kerja dan yang lainnya di sektor pariwisata, sementara tidak bekerja atau diberhentikan. Oleh karena itu, tidak heran jika sektor pariwisata ini berdampak besar terhadap penurunan pendapatan nasional Indonesia. Maka dari itu selain memutus rantai persebaran covid-19 yang semakin meresahkan masyarakat, perlu adanya tindakan khusus untuk memutus rantai kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.

Mahasiswa sebagai golongan orang terpelajar memiliki banyak peran yang bisa mereka lakukan. Peran tersebut diantaranya sebagai agent of change dan social of control. Mahasiswa juga bisa menjadi golongan yang membantu dalam proses penangana Covid-19 terutama bagi mahasiswa keperawatan. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan tindakan promotif dan preventif kepada masyarakat agar memiliki pemahaman yang baik terkait keadaan pandemi saat ini. Partisipasi  yang diberikan mahasiswa keperawatan ini sedikit banyaknya akan dapat meringankan beban para perawat. Selain itu, mahasiswa keperawatan juga bisa merasakan perjuangan profesinya yang saat ini berjuang sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19. Selanjutnya, yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam memberikan kontribusinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yaitu melalui program-program yang disediakan oleh Kemendikbud RI seperti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Holistik Pembinaan dan pemberdayaan Desa (PHP2D). Kedua program ini merupakan program yang ditujukan agar mahasiswa mampu menjalankan perannya dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan Pengembangan; Pengabdian kepada Masyarakat. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi mahasiswa keperawatan untuk membuat program yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa akan mendapatkan dukungan lebih dalam memberikan kontribusinya pada masyarakat, terkhusus dalam membentuk kesadaran masyarakat terhadap Covid-19 dan dan menghadapi normalisasi pasca pandemi covid-19.

Negara melalui Pemerintah tidak akan mampu berdiri sendiri pada sendi-sendi masyarakat saat ini. Oleh sebab itu, kehadiran serta peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan dan memperbaiki tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Krisis yang dihadapi akibat dampak penyebaran Covid-19 adalah tanggung jawab yang harus dihadapi secara bersama dan menyuarakannya dalam aksi nyata. Masyarakat juga diminta untuk tidak panik tetapi tetap bersikap baik dalam menghadapi berita-berita hoax mengenai kabar Covid-19, dan lebih bijak serta teliti dalam membaca atau mendengarkan suatu berita.

Covid-19 merupakan masalah serius yang dihadapi dunia termasuk Indonesia saat ini. Penyebaran Covid-19 telah merubah berbagai tatanan kehidupan masyarakat. Penyebaran Covid-19 juga telah mengambil peran penting dalam meningkatnya krisis yang terjadi di Indonesia, baik dalam pendidikan, kesehatan, perekonomian, sosial politik, dan agama. Krisis ekonomi dan sosial menjadi dampak utama dari pandemi Covid-19 ini. Krisis ekonomi telah berkontribusi pada naiknya angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Krisis sosial juga sebagai dampak dari kurangnya pemahaman dan penyadartahuan pada masyarakat untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi demi keselamatan bersama.

Menghadapi pandemi yang tengah mengikat dunia saat ini tidaklah mudah. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat masih selalu dilanggar karena pengetahuan dan kepedulian yang kurang pada masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan garda terdepan yang menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat juga sebagai pendukung dan rekan pemerintah dalam memerangi dan mencegah penyebaran Covid-19 serta dampaknya pada masyarakat luas. Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control berperan penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan dampak yang terjadi, karena kedudukan mahasiswa yang berada di antara pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa dengan semangat dan idealismenya, juga dengan kemampuan dan akhlak mulia yang memiliki dituntut untuk dapat menangani secara bersama-sama krisis yang dihadapi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Melalui cara yang telah dijabarkan, maka mahasiswa dapat berperan secara aktif dan kreatif dalam membantu masyarakat memutus rantai krisis akibat dan dapat menghadapi normalisasi pasca pandemi covid-19.


Referensi:

wikipedia. (2021) Pandemi Covid-19 di Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19_di_Indonesia
antaranews. (2021) Wakil Ketua MPR: Tingkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Covid-19. Diakses tanggal 19 Desember 2021, https://m-antaranews-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.antaranews.com/amp/berita/2304522/wakil-ketua-mpr-tingkatkan-pemahaman-masyarakat-tentang-covid-19?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16399060622952&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fm.antaranews.com%2Fberita%2F2304522%2Fwakil-ketua-mpr-tingkatkan-pemahaman-masyarakat-tentang-covid-19
iainpare. (2020) Virus Peradaban dan Simbolisme Alam. Diakses tanggal 19 Desember 2021, https://www.iainpare.ac.id/virus-peradaban-dan-simbolisme-alam/
unair. (2021) Dampak Covid-19 dalam Bidang Kesehatan. Diakses tanggal 19 Desember 2021, http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1181-dampak-covid-19-dalam-bidang-kesehatan
yoursay. (2021) Dinamika Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19. Diakses tanggal 19 Desember 2021, https://yoursay-suara-com.cdn.ampproject.org/v/s/yoursay.suara.com/amp/kolom/2021/10/13/105725/dinamika-perekonomian-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16399189690600&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fyoursay.suara.com%2Fkolom%2F2021%2F10%2F13%2F105725%2Fdinamika-perekonomian-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19
upnvj. (2020) Mahasiswa Keperawatan Tanggap Memberi Peran dalam Membangun Kesadaran Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19.  Diakses tanggal 19 Desember 2021, https://www.upnvj.ac.id/id/berita/2020/11/mahasiswa-keperawatan-tanggap-memberi-peran-dalam-membangun-kesadaran-masyarakat-di-masa-pandemi-covid-19.html

2 Comments

Leave a Comment