Pengkajian atau assesment merupakan tahap awal yang sangat penting untuk dilakukan seorang tenaga medis sebelum mengambil keputusan klinis atau tindakan. Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor, interpersonal, etik, dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.
Pengkajian pada umumnya meliputi data subjektif dan objektif. Subjektif didapatkan dari pernyataan atau keluhan pasien atau keluarga, sementara objektif data yang dapat dilihat atau diukur (pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang/lab). Pada pasien emergency / gawat darurat dibutuhkan pengkajian yang cepat dan tepat.
Setiap pasien perlu dilakukan pemeriksaan dengan teliti untuk mengetahui ancaman kesehatan yang dialami terutama ancaman kematian. Dalam gawat darurat seorang tenaga medis perlu melakukan pengkajian utama atau primer yang berfokus pada airway, breathing, dan circulation (ABC) setelah dipastikan ABC tertangani, selanjutnya perlu dilakukan pengkajian sekunder.
Berikut ini perbedaan antara pengkajian primer (primary assesment) dan pengkajian sekunder (secondary assesment).
Komponen pengkajian primer
Komponen | Pemeriksaan | Tindakan |
Airway (jalan nafas) | Periksa apakah jalan nafas pate atau tidak | Periksa dan atur jalan napas untuk memastikan kepatenan |
Periksa vokalisasi | identifikasi dan keluarkan benda asing (darah, muntahan, sekret, atau benda asing) yang menyebabkan obstruksi jalan napas baik parsial atau total | |
Ada tidaknya aliran udara | Pasang orofaringeal airway untuk mempertahankan jalan nafas | |
Periksa adanya suara napas abnormal: stridor, snoring, gurgling | Pertahankan dan lindungi tulang serfikal | |
Breathing (pernapasan) | Periksa ada tidaknya pernapasan efektif dengan 3M (melihat naik turunnya diding dada, mendengar suara napas, dan merasakan hembusan napas) | Auskultasi suara napas |
Warna kulit | Atur posisi pasien untuk memastikan ekspansi dinding dada | |
Identifikasi pola pernapasan abnormal | Berikan oksigen | |
Periksa adanya penggunaan otot bantu pernapasan,deviasi trakea, gerakan dinding dada yang asimetris | Beri bantuan napas dengan menggunakan masker/Bage Valve Mask (BVM)/Endotracheal tube (ETT) jika perlu | |
Periksa pola napas pasien (takipnea/bradipnea/tersengal-sengal) | Tutup luka jika didapatkan luka terbuka di dada | |
Berikan terapi untuk mengurangi bronkospasme atau adanya edema pulmonal | ||
Circulation (sirkulasi) | Periksa denyut nadi, kualitas dan karakternya | Lakukan tindakan CPR/defibrilasi sesuai dengan indikasi |
Periksa adanya irama jantung/abnormalitas jantung | Lakukan tindakan penanganan pada pasien yang mengalami disritmia | |
Periksa pengisian kapiler, warna kulit dan suhu tubuh, serta adanya diaforesis | Bila ada perdarahan lakukan tindakan penghentian perdarahan | |
Pasang jalur IV | ||
Ganti volume darah/cairan yang hilang dengan cairan kristaloid isotonik atau darah |
Komponen pengkajian sekunder
No | Komponen | Pertimbangan |
1 | Observasi umum | Observasi penampilan pasien, perhatikan postur dan posisi tubuh |
Periksa apakah pasien menggunakan pelindung atau tindakan perlindungan diri | ||
Tanyakan keluhan umum yang diderita pasien | ||
Bagaimana tingkat kesedarana pasien | ||
Amati perilaku pasien apakah tampak tenang/ketakutan/gelisah/kooperatif | ||
Kajia apakah pasien mampu meakukan tindakan sendiri atau tidak | ||
Kaji komunikasi verbal pasien, apakah bicara jelas/bingung/bergumam | ||
Apakah terdapat bau seperti bau keton/etanol/obat kimiawi lainnya | ||
Apakah ada tanda luka lama, luka baru, atau keduanya | ||
2 | Kepla dan wajah | Periksa adanya luka/perdarahan/bentuk asimetri |
Periksa pakah ukuran dan bentuk pupil kanan-kiri sama, apakah bereaksi terhdap cahaya | ||
Periksa status visual pasien | ||
Palpasi kulit kepala yang mengalami luka | ||
Palpasi adanya benjolan pada tulang wajah, apakah bentuknya simetris/asimetris | ||
Periksa adanya pembengkakan atau perdarahan pada hidung | ||
Periksa adanya luka/perdarahan pada telinga | ||
Periksa status hidrasi/warna mukosa/adanya perdarahan/gigi yang hilang atau edema laring/faring pada langit-langit mulut | ||
3 | Leher | Periksa adanya pembengkokan pada leher, adanya perdarahan atau luka |
Periksa adanya emfisema subkutan/deviasi trakea | ||
Palpasi adanya luka/jejas atau keluhan nyeri pada tulang servikal | ||
4 | Dada | Periksa adanya benjolan/luka/perdarahan |
Periksa naik turunya dinding dada, simetris atau tidak | ||
Periksa adanya penggunaan otot bantu pernapasan | ||
Palpasi adanya benjolan/emfisema subkutis pada struktur dinding dada | ||
Auskultasi suara napas kanan-kiri sama atua tidak adanya suara napas tambahan | ||
Auskultasi suara jantung normal atau tidak | ||
5 | Abdomen | Periksa adanya luka/distensi abdomen/memar/benda asing yang menancap |
Auskultasi bising usus dan gangguan aortik abnormal | ||
Palpasi dan bandingkan denyut di kedua sisi abdomen | ||
Palpasi adanya masa, regiditas, pulasasi pada abdomen | ||
Lakukan perkusi untuk mengidentifikasi adanya cairan/udara | ||
Palpasi hepar untuk menentukan ukuran dan adanya benjolan | ||
Tekan simfisi pubis dan iliaka pelvis, periksa adanya ketidakstabilan/nyeri | ||
6 | Ekstremitas | Periksa dan palpasi adanya benjolan/memas, luka, edema dan perdarahan |
Perhatikan adanya bekas luka, nyeri patah tulang | ||
Palpasi dan bandingkan denyut nadi di kedua lengan | ||
Catat perbedaan warna, suhu tubuh, cappillary refil time (CRT), pergerakan dan sensasi | ||
7 | Punggung | Jika dicurigai terdapat luka pada punggung psaien, maka balikkan pasien denganc ara log roll |
periksa dan palpasi adanya benjolan/memas/nyeri luka | ||
Lakukan pemeriksaan rectal touche (RT) untuk mengidentifikasi darah/pembengkakan prostat/benjolan dan hilangnya refleks sphincter internal |
Referensi
- Diolah dari buku Dewi Kartikawati N. 2011. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat.