Stres salah satu gangguan yang sering menghampiri kita hampir setiap hari. Keadaan ini membuat kita tidak nyaman pada sesuatu misalnya seseorang atau lingkungan. Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban. Stres juga dapat dikatakan sebagai ketegangan dan tekanan yang dihasilkan ketika individu melihat situasi yang menampilkan suatu tuntutan yang mengancam.

Pada umumnya stress dapat dibagi menjadi tiga yakni catalysmic events (stressor yang terjadi secara tiba-tiba), personal stressor (situasi yang hanya dirasakan pada orang-orang tertentu), dan background stresor (kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan tekanan).



Sementara itu, stres dapat dibagi menjadi 3 tingkat yakni stres ringan, sedang dan berat.

  1. Stres ringan: stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti kemacetan lalu lintas, krititan, dan lainnya. Stres ringan dapat berakibat meningkatkan resiko penyakit.
  2. Stres sedang: Kondisi stres yang berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari. Misalnya perselisihan dengan rekan kerja, anak yang sakit, dan lainnya.
  3. Kondisi ini berlangsung lama dari beberapa bulan hingga setahun. Misalnya perselisihan perkawinan, kesulitan keungan yang berkepanjangan, dan penyakit kronis.

Perlu diketahui juga, bahwa stres dapat terjadi melalui 6 tahapan.

  • Tahap 1: Tahapan yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
    • Semangat bekerja keras yang berlebihan (over acting)
    • Penglihatan tajam dan tidak sebagaimana biasanya
    • Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
  • Tahap 2: Pada tahan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap 1 mulai menghilan dan timbul keluhan yang diakibatkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan yang ditemukan pada tahap ke-2 adalah:
    • Merasa letih sewakti pagi yang seharusnya merasa segar
    • Merasa mudah lelah sesudah makan siang
    • Detak jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar/palpitasi)
    • Otot-oto punggung dan tengkuk terasa tegang
    • Tidak bisa santai.
  • Tahap 3: Jika seseorang tetap memaksakan diri dan menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap 2 maka akan menunjukan keluhan yang tentunya dapat mengganggu yaitu:
    • Gangguan lambung dan usus (mag, BAB tidak teratur)
    • Ketegangan otot semakin terasa
    • Perasaan ketidaksenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
    • Gangguan pola tidur (insomnia)
    • Koordinasi tubuh terganggu (terasa ingin pingsan)
  • Tahap 4: pada tahap ini seseorang akan mengalami
    • Setiap hari terasa sangat sulit
    • Aktifitas pekerjaan yang semula menyenangkan menjadi membosankan
    • Kehilangan kemampuan merespon stres
    • Gangguan pola tidur (mimpi tidak menyenangkan)
    • Sering kali menolak ajakan (tidak bergairah)
    • Daya konsentrasi menurun
    • Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
  • Tahap 5: gejala yang dialami
    • Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam.
    • Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
    • Gangguan sistem pencernaan semakin berat
    • Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, muda bingung dan panik
  • Tahap 6: Kondisi klimaks dimana seseorang mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Pada tahap stres ini banyak orang dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami gejala berupa:
    • Datung berdetak sangat keras
    • Sesak nafas
    • Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringan bercucuran
    • Ketiadaan tenaga untuk hal-hal ringan
    • Pingsan atau kolaps



Dengan mengetahui tahapan stres di atas, maka baiknya kita dapat mencegah hingga pada tahapan yang lebih tinggi lagi.


Sumber:

  • Dihimpun dari Skripsi Ade Rahmatya Ibrahim dengan Judul: Tingkat Stres Keluarga pada Pasien ICU. Tahun 2021