Esai oleh: Febryananda Polapa (Semester 7/A)

Corona Virus Disease (COVID) telah menjadi penyebab terjadinya perubahan besar di seluruh dunia. Perubahan yang terjadi menyangkut perubahan dalam bidang kesehatan, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.

Sebagai mahasiswa, dampak yang paling kita rasakan adalah dampak dalam bidang Pendidikan. Pembelajaran daring (dalam jaringan) yang dilaksanakan sejak Maret 2020 menjadi tantangan besar, selain itu kegiatan organisasi yang awalnya aktif, seketika terhenti karena adanya kebijakan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Tetapi sejak diterapkannya kebijakan vaksinasi covid-19 kepada seluruh tatanan masyarakat termasuk para petinggi universitas, dosen, sampai mahasiswa, aktivitas perkuliahan dan organisasi Kembali normal. Situasi inilah yang disebut sebagai normalisasi, menurut KBBI normalisasi adalah tindakan mengembalikan pada keadaan yang biasa atau yang normal. Normalisasi dipandang sebagai suatu kebebasan dan kesempatan untuk mengejar peluang setelah bertahun-tahun menjalani keterbatasan akibat pandemic covid-19.



Untuk menghadapi normalisasi, setiap individu perlu stay on track. Stay on track berarti mengerjakan sesuatu sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya/ mengerjakan sesuatu dengan tetap berada pada jalurnya. Jika dihubungkan dengan mahasiswa, stay on track adalah ketika mahasiswa dapat menyadari siapa dirinya dan bagaimana perannya. Dengan menyadari hal tersebut, mahasiswa diharapkan dapat  dengan mudah menjalani kehidupannya sehari-hari.

Sebagai mahasiswa kita berperan sebagai agent of change (pembawa perubahan). Hal ini berkaitan erat dengan proses belajar. Selain itu, mahasiswa terutama mahasiswa keperawatan tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan saja, tetapi dituntut untuk punya keterampilan dan sikap yang baik. Semua itu dapat dimaksimalkan dengan menimba ilmu sesuai dengan kejuruan masing-masing, serta mengembangkan sikap dan keterampilan melalui pembelajaran berbasis praktek dan pembelajaran di luar kelas yaitu melalui organisasi.

Bukti peran mahasiswa sebagai agent of change adalah terciptanya perkembangan dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan. Telah banyak penelitian yang lahir dari mahasiswa keperawatan yang berasal dari seluruh universitas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan judul-judul penelitian yang sangat beragam seperti : 1) Tingkat depresi mahasiswa keperawatan di tengah wabah COVID-19, 2) Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Pelibatan Pasien (Patient Engagement) dalam Asuhan Keperawatan di Masa Pandemi Covid-19, 3) Gambaran Tingkat Stress Perawat Pelaksana dalam Melakukan Intervensi Keperawatan pada Masa Pandemi Covid-19, 4) Asuhan Keperawatan Covid 19 Berdasarkan Teori Betty Neuman (Aplikasi Pada Keperawatan Gawat Darurat Dan Keperawatan Jiwa, 5) Pencegahan Covid-19 Melalui Pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas Daring), dan masih banyak lagi.

Sampai saat ini, dampak terbesar covid-19 yang dapat kita lihat adalah adanya perubahan pada kebiasaan hidup masyarakat Indonesia. Sejak Covid-19 mulai merebak pada Maret 2020, angka kematian akibat penyakit ini terus bertambah. Sehingga masyarakat Indonesia yang awalnya menganut paham “Indonesia Kebal Corona” dipaksa oleh keadaan untuk menerapkan 3M (Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, mempertahankan Kesehatan mentalnya masing-masing, serta melakukan vaksinasi agar dapat selamat dari pandemic covid-19. Dalam hal ini, mahasiswa keperawatan berperan sebagai anggota masyarakat yang perlu mematuhi kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah mempertahankan kebiasaan hidup sehat untuk menjaga dirinya dan lingkungannya.

Mahasiswa keperawatan juga merupakan anggota dari sebuah instansi (jurusan keperawatan). Yang artinya, mahasiswa keperawatan dapat memanfaatkan fasilitas dari instansi tersebut untuk mengembangkan kualitas dirinya. Contohnya seperti mengikuti lomba yang difasilitasi oleh jurusan, mengikuti berbagai macam pelatihan yang diadakan oleh jurusan, dan aktivitas bermanfaat lainnya. Dengan tetap mengingat prinsip bahwa setiap orang punya batasan yang berbeda, serta jangan paksakan diri mengikuti aktivitas orang lain (Dwinada, 2021) agar tetap terjaga dari merasa rendah diri dan perilaku negative lainnya.

Hal lain yang perlu dikenang adalah perjuangan berbagai pihak dalam menghadapi pandemic covid-19. Beberapa pihak seperti tenaga Kesehatan telah berjuang sekuat tenaga dalam melaksanakan tugasnya. Tidak sedikit dari mereka menghembuskan nafas terakhirnya saat mengemban tugas. Sampai saat ini tercatat 2.032 orang tenaga Kesehatan yang meninggal akibat covid-19 (Annur, 2021). Mahasiswa keperawatan perlu menyadari bahwa ia adalah calon perawat yang nantinya akan mengemban Amanah yang besar.

Selain tenaga Kesehatan, pihak lainnya juga ikut berjuang, pemerintah misalnya. Demi mempertahankan kesejahteraan dan keamanan rakyat Indonesia, pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam satu lingkaran. Selanjutnya, perjuangan para pelajar (siswa dan mahasiswa) dalam beradaptasi dengan metode Pendidikan di masa pandemic, dan pihak-pihak lainnya yang secara sadar dan tidak sadar ikut berjuang menghadapi pandemic covid-19 ini.

Perjuangan tersebut masih akan terus berjalan, sebab pandemic ini belum sepenuhnya berakhir. Hasil dari perjuangan tersebut dibuktikan dengan keadaan Indonesia saat ini yang terbilang sudah “hampir pulih”. Pegawai mulai bekerja Kembali di kantor, siswa mulai belajar Kembali di sekolah, mahasiswa mulai belajar Kembali di kampus, jalanan mulai kembali ramai, pedagang mulai membuka Kembali tokonya, bahkan masjid mulai ramai dengan kegiatan keagamaan.

Tidak lupa pula mahasiswa keperawatan merupakan anggota dari sebuah keluarga, sehingga ia perlu memaksimalkan perannya sebagai seorang anak dan yang paling penting adalah peran mahasiswa keperawatan sebagai makhluk tuhan yang Maha Esa. Hal ini terkait dengan bagaimana spritualitas dirinya, bagaimana ia menganut nilai-nilai dalam kehidupannya. Dalam hal ini, mahasiswa keperawatan dapat menjalankan perannya dengan cara mensyukuri Kesehatan yang telah diberikan kepada dirinya, dari 4 juta kasus covid-19 di Indonesia, ia adalah salah satu jiwa yang diselamatkan dari pandemic tersebut, selanjutnya ia dapat mensyukuri kesempatan untuk belajar Kembali secara luring, kesempatan melaksanakan kegiatan di luar rumah dengan aman, serta hal-hal lain yang dianggap sebagai nikmat yang ia temui di kehidupannya.


Referensi

Annur, Cindy. 2021. Total Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat Covid. Diakses pada 19 Desember di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/01/total-2032-tenaga-kesehatan-meninggal-akibat-covid-19-hingga-oktober-2021
Dwinada, Reiny. 2021. Cara Normalisasi Kehidupan di Tengah Pandemi. Diakses pada 19 Desember di https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/r1sgz1414/cara-normalisasi-kehidupan-di-tengah-pandemi
Kawal Covid. 2021. Jumlah Kasus Covid di Indonesia. Diakses pada 19 Desember di https://kawalcovid19.id/

1 Comment

Leave a Comment