Hampir semua pasien rawat inap di rumah sakit akan menjalani terapi invasif salah satunya adalah terapi IVFD (Intravenous Fluid Drops) atau yang sering disebut pemberian terapi infus. Pada pemberian terapi infus/intravena ini dapat mengakibatkan atau berisiko terjadinya flebitis.
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Seorang pasien yang terpasang infus dikatakan mengalami flebitis salah satunya ditandai dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di lokasi penusukan. Kejadian flebitisi di rumah sakit harus kurang dari 5% (rekomendasi INS/Infusion Nurse Society).
Untuk itu tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan harus dapat mengidentifikasi risiko terjadinya flebitis pada pasien yang sedang dirawat. Untuk menilai kejadian flebitis perlu dilakukan dengan alat instrumen yang tepat salah satunya menggunakan Visual Infusion Phlebitis Score (VIP Score).
Instrumen Penilaian Kejadian Flebitis Menggunakan VIP Score
Parameter | Skor |
---|---|
IV line nampak sehat | 0 |
Salah satu tanda-tanda berikut jelas - Sedikit nyeri dekat IV line - Sedikit kemerahan dekat IV line | 1 |
Dua dari tanda berikut - Nyeri pada IV line - Kemerahan - Pembengkakan | 2 |
Semua tanda-tanda berikut jelas - Nyeri sepanjang kanul - Kemerahan - Pembengkakan | 3 |
Semua tanda-tanda berikut jelas - Nyeri sepanjang kanul - Kemerahan - Pembengkakan - Vena teraba keras | 4 |
Semua tanda-tanda berikut jelas - Nyeri sepanjang kanul - Kemerahan - Pembengkakan - Vena teraba keras - Pireksia | 5 |
Keterangan
- Skor 0 = Tidak ada tanda flebitis
- Skor 1-2 = Tahap awal flebitis
- Skor 3-4 = Awal tromboflebitis
- Skor 5 = Stadium lanjut tromboflebitis
Flebitis menjadi salah satu masalah yang serius jika tidak segera ditangani. Kejadian flebitis pada pasien dapat menghambat kelangsungan pemberian terapi intravena sehingga membuat proses penyembuhan pasien terganggu. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan terjadinya flebitis.
Cara mencegah/mengurangi risiko flebitis
- Amati kanula setiap hari
- Amankan kanula dengan balutan intravena
- Ganti perban yang longgar atau terkontaminasi
- Pertahankan teknik aseptik
- Gunakan kanula sesuai dengan kebutuhan pasien
Sumber: