Pasien yang kritis yang dalam perawatan di ruang intensif akan mengalami rasa cemas, agitasi, ketakutan, serta nyeri. Pasien di ruang intensif yang diberikan bantuan ventilasi mekanis yang membuat perasaan tidak nyaman bagi pasien, untuk itu perlu dilakukan pemberian sedasi dan analgesia agar pasien merasa nyaman.
Pengelolaan analgesia serta sedasi di ruang intensif memerlukan evaluasi dan juga parameter pemantau untuk mendeteksi dan mengukur derajat rasa sakit, agitasi dan sedasi. Pengukuran sakala tersebut memberikan gambaran dari rasa sakit, agitasi dan sedasi yang dapat berubah-ubah. Skala sedasi agitasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur agitasi, serta kedalaman sedasi.
Skala Sedasi-Agitasi (SSA)
Skor | Tingkat Sedasi-Agitasi | Respons |
---|---|---|
7 | Agitasi yang berbahaya | Menarik selang endotrakeal, memukul, memanjat tepi tempat tidur |
6 | Sangat teragitasi | Tidak tenang, membutuhkan penahan (restraint), menggigit selang endotrakeal |
5 | Teragitasi | Mencoba duduk namun tenang terhadap instruksi verbal |
4 | Tenang dan kooperatif | Mematuhi perintah |
3 | Tersedasi | Sulit dibangunkan, mematui perintah sederhana |
2 | Sangat tersedasi | Bangun dengan rangsangan; tidak mematuhi perintah |
1 | Tidak dapat dibangunkan | Respons minimal atau tidak ada terhadap stimulus yang membahayakan. |
Baca juga:
- Menilai Status Agitasi & Sedasi dengan Metode RASS
- Menilai Tingkat Nyeri Pasien Kritis Menggunakan NPAT Score
Implementasi penilaian tingkat sedasi memakai skala sedasi memilik dampak positif pada ketepatan penggunaan dosis obat sedasi, frekuensi kesesuaian tingkatan sedasi dengan konsisi pasien yang lebih besar, serta menurunkan insidensi sedasi yang kurang atau lebih, mengurangi dosis obat analgetik dan sedasi, serta durasi perawatan pasien dengan ventilasi mekanik yang lebih pendek.
Sumber:
- Bickley, LS. 2012. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC
- Penilaian Skala Sedasi