Esai oleh: Novita Sania Tinaweng (Semester 3/B)
Berjuang memperdalam Skill di Bangku Perkuliahan, buat apa jika hanya Diam. Masalah besar yang sedang terjadi saat ini adalah anggapan, “covid-19 adalah masalah besarnya.” Masalah utama ada pada konseli atau masyarakat sebagai objek. Segala Aturan dan ketentuan telah tertera agar masyarakat menyadari bahaya virus yang dapat dihindari. Melihat kejadian tersebut, sikap kepekaan dan rasa peduli diharapkan menjadi peluru utama yang terjun langsung untuk mengangkat fungsi yang dimiliki mahasiswa untuk mngedukasi, mengajarkan cara-cara tertentu dengan baik. Tapi, tidak semua subjek manusia bisa melakukan konsep tadi mengingat adanya banyak faktor seperti akar pengetahuan yang tidak kokoh serta menutup diri untuk menerima suatu kebenaran.
Ketika pemerintah memulai langkah awal dengan serius mengenai wabah yang sedang terjadi, mereka adalah sedang berharap sesuatu kepada seluruh umat manusia di dalam suatu lingkup. Lingkup yang dimaksud adalah ketika kita mengkategorikan bangsa, sebuat bangsa yang dipmpin oleh pemerintah. Namun, kita akan lebih mengarah ke pandangan yang lebih luas, yaitu secara mendunia. Nah, pengharapan kepada siapa dan seperti apakah yang pemerintah harap adalah kerja sama masyarakat terutama mahasiswa agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi harus memiliki kesadaran terhadap diri sendiri untuk berperan sebagai aktor.
Mahasiswa semampunya harus meningkatkan pengetahuan tentang pandemic dan pemberdayaan mereka untuk memperoleh keterampilan, sikap dan keperacayaan diri. Pekerjaan profesional, etis, tanggung jawab sosial lebih efisien atau bahkan dapat diterima. Misalnya, beberapa negara maju di Cina dan negara berkembang mengutamakan tanggung jawab sosial dan profesional etika. Jadi pada dasarnya, mahasiswa akan mempertajam skill dengan perbekalan karakter yang memiliki fungsi perasaan yang baik terhadap sesama.
Diajarkan segala ilmu teoritis dan cara bertindak adalah hakikat mahasiswa keperawatan. Tidak hanya sesempit itu, semua mahasiswa dari berbagai macam majority adalah berprinsip seberapa taat mereka dengan etik yang berlaku. Namun, diperlukannya perawat langsung yang turun tangan untuk melakukan promosi kesehatan dan preventif terhadap meluapnya wabah virus yang sudah sering disinggung dari awal tadi. Pembelajaran yang kaku, hanya berlangsung di dalam lab-kelas tidak akan mempertajam karakter yang memainkan peranmu. Pentingnya prinsip uang tidak harus sedikit dari keringat kita artikan sebagai banyak berpikir dengan hasil kerja yang cermat. Belajar terlalu fleksibel untuk dikaitkan dengan uang. Maka dari itu, skill yang terbentuk dari berbagai macam lingkungan bisa membuat penghalang lain seperti halnya uang, akan bekerja sama dengan kita untuk mencapai hasil yang baik. Lalu se-spesific apa peran yang perlu dilakukan mahasiswa untuk mengurangi masalah ini?
Peran mahasiswa di era pandemic covid 19 adalah sangat besar. Salah satu yang bisa dilakukan oleh mahasiswa yaitu melakukan sosialisasi dan edukasi protocol kesehatan pencegahan Covid-19 (Muhadjir Effendi, 2020). Mahasiswa dapat berkreasi, bagaimana bekerja dengan cerdas dan cermat melalui partisipasi sosial dalam masyarakat ketimbang belajar dan berlatih seutuhnya di lingkungan kampus.
Masyarakat dipenuhi banyak tanda Tanya. Apa yang sedang terjadi (?), apa yang telah kami kontribusikan (?), apakah mengikuti protokol kesehatan juga sudah cukup (?), mengapa kami disuruh-suruh ini itu. Termakan suatu informasi juga adalah sifat alami manusia. Namun manusia akan menyaringnya dengan adanya keterbukaan diri. Masyarakat butuh kejelasan, dan inilah yang seharusnya menjadi aksi mahasiswa khususnya calon-calon perawat. Melatih kemampuan yang utuh adalah manfaat. Kita dapat memberikan solusi terhadap sosial. Jangan biarkan konseli hanya menjadi penonton. Tularkan konseli juga agar bisa menjadi aktor, yang mengambil peran penting dalam pemberdayaan manusia untuk kebal terhadap wabah penyakit menular ini sejak semua peran aktor didalami oleh semua umat manusia.
Partisipasi yang diberikan mahasiswa keperawatan ini sedikit banyaknya akan dapat meringankan beban para perawat. Selain itu, mahasiswa keperawatan juga bisa merasakan perjuangan profesinya yang saat ini berjuang sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19. Mengedukasi bersifat luas. Memberikan apa yang bisa dilakukan adalah kodrat si edukator. Ada mata kuliah perilaku kesehatan yang didapatkan mahasiswa keperawatan. Banyak teknik mendasar dalam mengajarkan bagaimana suatu penyakit dapat menular, menetapkan dan mempertahankan pola hidup sehat, mengubah perspektif tentang sehat sakit, keterbukaan diri terhadap suatu masalah yang dihadapi, dan masih banyak lagi. Ilmu-ilmu tersebut bisa menjadi bahan pegangan masyarakat untuk dapat membentengi diri agar tujuan besar tadi bisa tercapai dengan sukses. Ketika mayoritas melakukan hal yang baik, maka akan terjadi secara lancer tujuan besar kita untuk tidak dikalahkan oleh Covid-19 yang sudah memasuki usia 2 tahun saat ini.