Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Pada umumnya nyeri dibedakan menjadi dua yakni nyeri akut dan kronis.

Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa >70% pasien masuk UGD mempunyai keluhan utama nyeri. Sehingga pengkajian nyeri harus dilakukan dengan tepat sehingga dapat dilakukan terapi yang sesuai. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan metode PQRST.



Baca juga: Pengkajian Nyeri Dengan Metode Mnemonic PQRST

Perbedaan antara nyeri akut dan kronis

KarakteristikNyeri akutNyeri kronis
PengalamanBerawal dari suatu kejadianTerdapat suatu keadaan khusus
SumberBisa dari dalam atau luarTidak diketahui. Apabila diketahui, perawatannya tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama
Waktu mulaiBiasanya tiba-tibaBisa datang tiba-tiba atau berkembang tanpa disadari
DurasiKurang dari 6 bulanBerbulan-bulan bahkan bisa bertahun-tahun
Identifikasi penyakitArea tubuh yang sakit dan tidak sakit biasanya teridentifikasi dengan baikArea tubuh yang sakit dan yang tidak sakit sering berubah-ubah sehingga sulit untuk dievaluasi.
Tanda-tanda klinisTanda-tanda jelas terlihatBeragam
SignifikansiInformasikan ahwa ada sesuatu yang tidak beres Pasien mencari kejelasan
Pola TerbatasTerus menerus atau intermiten, intensitasnya bisa bervariasi atua tetap
CoursePenderitaan pasien biasanya berkurangPenderitaan pasien biasanya bertambah
TindakanDilakukan tindakan untuk mengurangi nyeriDilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
PrognosisBiasanya sembuhDapat sembuh, tapi biasanya sulit untuk sembuh

Respon fisik dan perilaku terhadap nyeri kronis dan akut

Jenis nyeriRespons fisikRespons perilaku
Akut•Tekanan darah meningkat
•Detak jantung meningkat
•Bola mata membesar
•Frekuensi pernapasan meningkat
•Gelisah
•Tidak dapat berkonsentrasi
•Apprehension
•Stress
Kronis•Tekanan darah normal
•Denyut jantung normal
•Pernapasan normal
•Kulit kering
•Tidak dapat bergerak bebas
•Menarik diri dari pergaulan
•Putus asa

Perlu diketahui oleh perawat/tenaga kesehatan lainnya, bahwa pemeriksaan nyeri harus dilakukan pada kondisi;

  1. Sebelum dan sesudah pemberian analgesik
  2. Sebelum dan sesudah tindakan nonfarmakologis
  3. Pada saat pasien merasa tidak nyaman
  4. Dilakukan secara rutin.

Sumber:

  • Kartikawati, D,. 2011. Buku Ajar Dasar-Dara Keperawatan Gawat Darurat. Penerbit Salemba