Isolasi Sosial

Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan interpersonal yang menganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan sosial (sosialisasi) dengan orang lain.

Penyebab: Kepribadian yang maladaptif, perasaan malu dan minder, perasaan takut ditolak, merasa tidak dihargai, jarang diberi pujian, sering mengalami kegagalan, tidak diterima oleh keluarga dan masyarakat serta dikucilkan dilingkungan.

Tanda dan Gejala: menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian, tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, tidak mampu memenuhi harapan orang lain, kondisi difabel, tindakan berulang, tindakan tidak berarti dan anggota subkultur tertentu.

Defisit Perawatan Diri (DPD)

Sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri, adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun.

Penyebab: gangguan muskuloskeletal, neuromuskuler, kelemahan, gangguan sikologis dan atau penurunan motivasi minat.

Tanda dan Gejala: menolak perawatan diri, perawatan diri harus dimotivasi, menyatakan BAB/BAK disembarang tempat, tidak mampu menggunakan alat bantu makan, tidak mampu mandi/berpakaian/makan/ke toilet.

Risiko Bunuh Diri (RBD)

Suatu upaya yang didasari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisi multidimensional pada pemenuhan kebutuhan individual dimana individu merasa ini jalan keluar yang terbaik.

Penyebab: Stres yang berlebihan, gangguan konsep diri: HDR, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kritis dan perpisahan.

Tanda dan Gejala: memberikan ancaman akan melakukan bunuh diri, mengungkapkan ingin mati, mengungkapkan segala sesuatu lebih baik tanpa saya, melakukan percobaan bunuh diri, minum racun, membenturkan kepala pada benda yang keras, menyiapkan alat untuk bunuh diri.

Waham

Keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas eksternal. Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

Penyebab: lesi pada daerh frontal, temporal, limbik, neurotransmiter dopamin berlebihan, tidak seimbangan dengan kadar serotinin. Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral individu, mudah kecewa, muda putus asa, menutup diri, konsep diri yang negatif. Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Tanda dan Gejala: mudah lupa atau sulit berkonsentasi, mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali dan lainnya, menyatakan yang diyakini secara berulang-ulang, sering curiga dan waspada yang berlebihan. Inkoheren, fligh of idea, sirkumtansial, khawatir, perilaku sesuai isi waham, banyak bicara, menentang atau permusuhan, hiperaktif, menarik diri, dan tidak bisa merawat diri dan defensif.

Sumber:

  • BUKU SINERSI DARI AIPNI TAHUN 2018.
  • Ayuningtyas (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di Indonesia dan Strategi Penanggulannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.