Bayi Berat Lahir Rendah atau yang sering disingkat dengan BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang masih sering terjadi di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) paling banyak disebabkan oleh BBLR. Kondisi BBLR memiliki risiko tinggi mengalami kematian, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan bayi tidak BBLR.

BBLR dapara terjadi karena kelahiran premature (kehamilan <37 minggu) dan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction).Beberapa penelitian menemukan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor ibu (status gizi, umur, paritas, status ekonomi), riwayat kehamilan buruk (riwayat melahirkan BBLR, aborsi), asuhan antenatal care yang buruk dan keadaan janin. Umur ibu <15 tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat rendah.



Berat bayi rendah dapat dikategorikan sebagai berikut tanpa memandang usia gestasi:

  • BBLR: berat kurang 2.500 gram
  • BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah): berat lahir 1.000-1.500 gram
  • BBLASR (Berat Bayi Lahir Amat Sangat Rendah): berat lahir <1.000 gram

Bayi dengan keadaan BBLR memiliki perawatan khusus yang biasanya dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU), adanya perawatan di ruang NICU diharapkan dapat membantu mengatasi masalah atau komplikasi kesehatan yang sering timbul pada BBLR.

Tenaga kesehatan yang berada di ruang NICU harus memiliki kompetensi terentu sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat guna mengatasi masalah kesehatan pada BBLR. Untuk perawat sendiri, masalah keperawatan yang sering timbul akibat BBLR diantaranya adalah:

Fokus masalah keperawatan BBLR

  1. Hipotermia yang disebabkan karena gangguan termogulasi
  2. Kekurangan nutrisi dikarenakan lemahnya refleks hisap dan menelan
  3. Gangguan pertugkaran gas dikarenakan prematuritas organ-organ pernapasan
  4. Risiko terjadinya infeksi.
  5. Ansietas yang sering dirasakan oleh orang tua karena kondisi bayinya.

Masalah-masalah tersebut harus segera diatasi oleh perawat, diantanya tindakan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Hangatkan bayi dengan melekatkan dalam radian warmer, inkubator atau dapat digunakan perawatan kanguru.
  2. Pemberian nutrisi parenteral jika tidak dapat diberikan secara oral atau pemberian ASI melalui OGT. Pemberian ASI secara langsung (menyusu) dapat dilakukan jika refleks hisap dan menelan sudah baik
  3. Ventilasi mekanik (jika diperlukan) berdasarkan penilaian medis.
  4. Edukasi kepada orang tua atau keluarga tentang keadaan bayi.

Referensi:

  • AIPNI, 2018. siNERSI.
  • Diolah dari berbagai sumber.