Tulisan oleh: Kartika Dewi Rahmawati (Mahasiswi)

Menjalani pola hidup sehat adalah hal yang baik bagi setiap manusia dari generasi ke generasi. Cara-cara yang ditempuh juga beragam mulai dari makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara teratur. Penanaman kebiasaan hidup sehat baik bagi diri sendiri dan lingkungan hendaknya ditanamkan sejak usia dini guna membiasakan diri. Tahap-tahap yang bisa dilakukan oleh orang tua yaitu mengajarkan edukasi sanitasi sejak dini pada anak.

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi “Sanitasi” adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Pengertian Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan sanitasi dini ialah pendidikan yang mengajarkan anak-anak sejak dini untuk senantiasa menjaga kebersihan baik kebersihan diri sendiri maupun kebersihan lingkungan.



Hal ini dilakukan karena ketika sudah dewasa nanti untuk mengubah perilaku mengenai bagaimana membuang sampah atau bagaimana seharusnya hidup sehat dan bersih merupakan hal yang tidak mudah. Untuk itu sangat penting mewariskan pendidikan sanitasi dini kepada anak-anak agar ketika dewasa nanti tidak menjadi generasi yang mewariskan masalah sanitasi kepada anak-cucu.

Berikut tiga langkah mudah guna menerapkan pendidikan sanitasi dini pada anak-anak:

1. Membimbing anak-anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya

Cara yang termudah untuk membimbing anak-anak ialah memulainya dari hal yang kecil. Kita dapat membiasakan anak-anak membuang bungkus makanan setelah jajan ke tempat sampah terdekat. Hal yang perlu diingat ialah janganlah hanya menyuruh namun berikanlah contoh dan arahan karena ini kebih baik daripada memerintah sebab anak-anak adalah peniru dan perekam yang handal dari hal-hal yang ada disekitarnya sehingga sebisa mungkin ciptakanlah kondisi yang sehat bagi anak-anak agar penerapannya menjadi kebiasaan si anak yang kemudian terbawa hingga dewasa nanti.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Kebiasaan yang lumrah yang dapat kita ajarkan pada anak ialah mencuci tangan. Tetapi realitanya masih banyak sebagian orang yang mengabaikan kebiasaan baik ini termasuk anak-anak. Tak jarang setelah selesai bermain atau setelah pulang sekolah mereka lupa untuk mencuci tangan hingga bersih. Padahal mencuci tangan sebelum atau sesudah makan ialah hal yang penting. Mengapa cuci tangan sangatlah penting? Sederhananya, tangan yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri sehingga ketika digunakan untuk makan bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh.

Langkah-langkah mengajarkan cuci tangan yang benar diantaranya:

  • Memberi penjelasan kepada anak tentang pentingnya mencuci tangan guna menjaga Kesehatan dengan membiasakan cuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas seperti selesai bermain atau sepulang sekolah.
  • Mengajarkan anak cara mencuci tangan yang benar dimulai dengan membasahi tangan sampai pergelangan menggunakan air bersih yang mengalir. Penggunaan air bersih yang mengalir dianjurkan untuk meminimalisir bakteri.Langkah yang selanjutnya ialah menggunakan sabun karena sabun bisa membunuh kuman dan bakteri pada tangan dengan cepat. Sebaiknya gunakanlah sabun cair agar bakteri dan kuman tidak menempel di sabun dan lebih higinies.
  • Selanjutnya ajarkan untuk menggosok serta membersihkan tangan dimulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, buku-buku jari, kuku jari, jari tangan, dan pergelangan tangan menggunakan sabun.
  • Apabila semua permukaan telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, buku jari, kuku jari, jari tangan, dan pergelangan tangan sudah dibersihkan secara menyeluruh menggunakan sabun maka langkah selanjutnya yaitu membasuh tangan menggunakan air mengalir sampai bersih.
  • Ajarkan pula ketika menutup kran hendaknya menggunakan tisu atau pembungkus lain guna mencegah kuman dan bakteri menempel Kembali pada tangan yang sudah bersih.
  • Keringkan tangan menggunakan kain bersih atau tisu

3. Ajarkan budaya “ Sungai bukan WC umum”

Mengajarkan anak-anak mengenai bahaya buang air besar sembarangan atau BABS tentunya sangat penting. Hal ini karena fenomena BABS masih seringkali terjadi baik di pedesaan bahkan perkotaan sekalipun. Orang-orang menganggap sungai sebagai tempat untuk buang air besar tanpa mengetahui dampak dan bahaya yang akan mengganggu Kesehatan mereka. Edukasi mengenai “Sungai bukan WC umum” sangat penting bagi anak agar mereka terbiasa buang air ditempat khusus buang air bukan di sungai agar tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan Kesehatan.

Beberapa Langkah diatas jika diterapkan pada anak tentunya akan membangun kebiasaan yang baik, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar dan orang lain sehingga diharapkan akan terus berlanjut sampai dewasa nanti. Harapan kita nanti anak-anak dapat menjadi agent of change dalam menerapkan hidup sehat dan bersih di kehidupan sehari-hari. Perlu diketahui bahwa mengajarkan anak-anak pendidikan sanitasi sejak dini bukan berarti membebankan pola hidup bersih hanya untuk anak-anak melainkan sebagai orang dewasa tentunya kita harus bisa menilai mana yang baik dan buruk serta tidak boleh kalah dan wajib malu, anak kecil saja bisa mengapa kita tidak?

Hal yang tak kalah penting dari keberhasilan pendidikan sanitasi dini ini ialah peran pemerintah itu sendiri guna memberikan ruang untuk konsep ini. Akan lebih bagus lagi apabila pendidikan sanitasi dini dapat dijadikan kurikulum di sekolah-sekolah untuk membiasakan anak-anak berperilaku hidup sehat. Jika pendidikan sanitasi dini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum maka akan lebih besar peluang bagi generasi selanjutnya untuk mewariskan pola hidup sehat kepada generasi yang akan datang.


Referensi:

  • https://kbbi.web.id/sanitasi
  • https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/view/490/461