Breathing

Hipoksia dapat terjadi akibat ventilasi yang tidak adekuat dan kurangnya oksigen di jaringan. Setelah dibebaskan airway kualitas dan kuantitas ventilasi harus dievaluasi dengan cara lihat, dengar, dan rasakan. Jika tidak bernapas maka segera diberikan ventilasi buatan. Jika penderita bernapas perkirakan kecukupan bagi penderita. Perhatikan gerakan nafas dada dan dengarkan suara napas penderita jika tidak sadar. Frekuensi nafas atau Respiratory Rate (dewasa) dapat dibagi menjadi:

  • RR < 12 x/menit : sangat lambat
  • RR 12-20 x/menit: normal
  • RR 20-30 x/menit: sedang cepat
  • RR > 30 x/menit: abnormal (menandakan hipoksia, asidosis, atau hipoperfusi)

Untuk lebih akurat kondisi breathing sebaiknya pasang pulse oksimetri untuk mengetahuai jumlah saturasi oksigen, normalnya > 95%.

Circulation

Kegagalan system sirkulasi merupakan ancaman kematian yang sama dengan kegagalan system pernapasan. Oksigen sel darah merah tanpa adanya distribusi ke jaringan tidak akan bermanfaat bagi penderita. Perkiraan status kecukupan output jantung dan kardiovaskular dapat diperoleh hanya dengan memeriksa denyut nadi, masa pengisian kapiler, warna kulit dan suhu kulit.

  1. Denyut Nadi

Jika denyut nadi arteri radialis tidak teraba, penderita agaknya telah ask ke dalam fase syok tak terkompensasi.

  1. Kulit
  • Masa pengisian kapiler: pemeriksaan singkat perihal masa pengisian kapiler dilakukan dengan cera menekan bantalan kuku ini berguna dalam memperkirakan aliran darah melalui bagian paling distal dari sirkulasi. Waktu pengisian kapiler >2 detik menandakan bantalan kapiler tidak menerima perfusi yang adekuat, namun pengisian kapiler juga dapat dipengaruhi oleh usia tua, suhu rendah, penggunaan vasodilator atau vasokontriktor atau adanya syok spinal.
  • Warna: perfusi yang adekuat menghasilkan warna kulit merah muda (pada kulit putih), warna kulit gelap mempersulit dalam penilaian. Warna kebiruan menandakan oksigenasi tidak sempurna, sedangkan pucat menanakan pergusi yang buruk.
  • Suhu: suhu dingin menandakan penurunan perfusi oleh apapun sebabnya
  • Kelembaban: kulit kering menandakan perfusi baik, kulit lembab dihubungkan dengan keadaan syok dan penurunan perfusi.
  • Perdarahan: kontrol cepat terhadap kehilangan darah adalah tujuan paling penting dalam memberikan pertolongan penderita trauma.

Disability

Setelah dilakukan Airway, Breathing, dan Circulation selanjutnya dilakukan adalah memeriksa status neurologi harus dilakukan yang meliputi:

  • Tingkat kesadaran dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). GCS adalah skala yang penting untuk evaluasi pengelolaan jangka pendek dan panjang penderita trauma. Pengukuran GCS dilakukan pada secondery survey, hal ini dapat dilakukan jika petugas memadai.
  • Penilaian tanda lateralisasi: pupil (ukuran, simetris dan reaksi terhadap cahaya, kekuatan tonus otot (motorik). Pemeriksaan pupil berperan dalam evaluasi fungsi cerebral. Pupil yang normal dapat digambarkan dengan PEARL (Pupils, Equal, Round Reactive to Light) atau pupil harus simetris, bundar dan bereaksi normal terhadap cahaya.