Penelitian true eksperimental ini menggunakan desain randomized Control Group Pre Tes – Post Test Design. Dengan 30 responden yang berusia 19-25 tahun yang dibagi menjadi dua yakni 15 orang kelompok kontrol dan 15 orang kelompok intervensi didapatkan hasil nilai p=0.000 (pada kelompok intrvensi) yang membuktikan rata-rata glokasi darah responden mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi sholat dhuha.
Penruunan glukosa darah ini diakibatkan karena gerakan isometrik saat sholat dapat menimbulkan kontraksi otot antagonistik yang menyebabkan kontraksi otot terjadi pada dua sisi baik pada otot gerakan fleksi maupun ekstensi kaki. Gerakan antagonistik ini tentunya memerlukan sejumlah energi yang lebih besar, sehingga pemakaian glukosa darah (dlukosa uptake) juga akan lebih besar dan penurunan kadar glukosa darah juga akan lebih besar.
Sementara itu, Hanik Fitria Cahyanai (2014) pada penelitian skripsinya yang berjudul “hubungan sholat terhadap tekanan darah pada pasien hiperntensi” membuktikan ada hubungan sholat dengan tekanan darah sistolik dan diasltole pasien hipertensi. Dalam penelitianya ia mengukur variabel sholat dalam aspek waktu pelaksanaan sholat (frekuensi dan kedsipinan), ketepatan gerakan (wudhu dan shalt) dan kekhusyukan (niat dan bacaan).
Sholat bisa diartikan sebagai mekanisme koping yang akan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap stress yang dalam istilah dunia medis disebut stress of tolerance dimana tinggi rendahnya pada seseorang ditentukan bagaimana mekanisme koping. Sholat yang dilakukan akan membantu manusia mengalami ketenangan dan kedamaaian rohani sehinggai meningkatkan mekanisme kopinya yang dapat membuat seseorang terhindar dari stress yang menjadi pencetus tingginya tekanan darah. Selain itu shoat dianggap sebuah meditasi yang paling tinggi karena mengandung unsur kehusyukan yang tidak hanya melibatkan pemusatan pikiran, tetapi juga melibatkan pemikiran yang mendalam. Pada prinsipnya shoat memposisikan tubuh dalam kondisi tenang, sehingga akan mengalami relaksasi dan pada akhirnya berdampak pada kondisi keseimbangan yang dapat meningkatkan sirkulasi oksigen ke otot-otot yang dapat menurunkan tekanan darah. << Beranda
Referensi
- http://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/07/6-kelebihan-latihan-isometrik.html
- Cahyani, H.F., 2014. Skripsi: Hubungan Shalat Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hiperetensi di Posbindo Anggrek Kelurahan Cempaka Puti Kecamata Ciputat Timur.
- Rajin, M,. Jurnal: Shoat Dhuha Dengan Gerakan Isometrik Predominan Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat