Gustinerz.com | Data WHO menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad, tindakan bedah telah menjadi komponen penting dari kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan di seluruh dunia (Hasri, 2012). Laporan Depkes RI (2007) menyatakan laparatomi meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007.

Laparatomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara membuka dinding abdomen untuk mencapai isi rongga abdomen (Jitowiyono, 2010). Laparotomi merupakan penyayatan operasi melalui dinding abdominal midline atau flankuntuk melakukan visualisasi organ didalam abdominal (Boden, 2005).

Indikasi laparatomi adalah trauma abdomen (tumpul atau tajam)/ ruptur hepar, peritonitis, perdarahan saluran pencernaan (Internal Blooding), sumbatan pada usus halus dan besar, dan massa pada abdomen (Jitowiyono, 2010). Kasus–kasus yang terdapat pada kasus laparatomi, yaitu : hernotorni, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepaterektomi, splenorafi/ splenotomi, apendektomi, kolostomi, dan fistulktomi atau fistulektomi (Jitowiyono, 2010).



Luka karena tindakan bedah merupakan luka yang disengaja. Jenis luka yang dihasilkan dari tindakan bedah laparatomi yaitu luka operasi bersih terkontaminasi yang membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh (Hidayat, 2006).

Perawat postoperasi laparatomi bertujuan mengurangi komplikasi, meminimalkan nyeri, mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien masih di ruang pulih sadar (Arif, 2010).

Mobilisasi dini pasca laparatomi dapat dilakukan sejak di ruang pulih sadar (recovery room) dengan miring kanan/kiri dan memberikan tindakan rentang gerak secara pasif.

Mobilitas meningkatkan fungsi paru-paru, memperkecil risiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan, dan menolong saluran pencernaan agar mulai bekerja lagi. Mobilisasi dini sebagai suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan sehingga terhindar dari komplikasi akibat operasi terutama proses penyembuhan luka operasi.