Otot merupakan salah satu jaringan terpenting dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi untuk menghasilkan gerakan tubuh, mempertahankan postur dan posisi tubuh, dan melindungi organ internal yang rentan. Jaringan otot memiliki sifat ekstebilitas, kontraktilitas, ekstensibilitas dan elastisitas yang memampukan otot untuk dapat berfungsi dan berkontribusi menuju kondisi homeostasis

Masalah kekuatan otot bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami penyakit seperti stroke yang dapat menimbulkan manifestasi kelemahan otot baik pada ekstremitas atas dan bawah, untuk itu perlu dilakukan intervensi meningkatkan kekuatan otot dan dilakukan pengukuran tingkat kekuatan otot pada pasien. Untuk mengukur kekuatan otot manusia dapat dilakukan dengan uji kekuatan otot manual menggunakan Manual Muscle Strength Testing (MMST) dan Handgrip Dynamometer.



Handgrip Dynamometer adalah alat untuk mengukur kekuatan pegangan isometrik khususnya pada ekstremitas atas. Penilaian dan klasifikasi kekuatan otot ekstremitas atas menggunakan Handgrip Dynamometer pada laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Perhatikan tabel dibawah ini:

Klasifikasi Penilaian Kekuatan Otot dengan Handgrip Dynamometer

Klasifikasi Penilaian Laki-Laki Perempuan
Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri
Baik >46,5 >44,5 >32,5 >27
Sedang 36,5-46 33,5-44 24,5-32 19-26
Kurang <36 <33 <24 <19

Prosedur pengukuran kekuatan otot dengan handgrip dynamometer

  1. Atur posisi pasien: pengukuran handgrip dynamometer dapat dilakukan pada pasien yang bisa berdiri dan juga tidak bisa berdiri (dalam keadaan duduk). Pasien yang bisa berdiri tegak, posisi kaki kiri dan kanan disejajarkan dengan pinggul, lutut dalam posisi nyaman dan tidak menekuk, bahu dan dada dalam posisi nyaman, kepala terangkat dan pandangan mata lurus ke depan dan lengan di sisi telapak tangan menghadap ke kaki dan tidak menempel pada badan. Sedangkan pasien yang tidak bisa berdiri tegak diberikan posisi duduk yang stabil, lutut ditetkuk dengan nyaman, kedua telapak kaki diletakkan di atas lantai, punggung tidak bersandar pada sandaran kursi atau tembok, bahu dan dada dalam posisi nyaman, kepala terangkat dan padangan mata lurus ke depan, dan lengan di sisi telapak tangan dalam posisi menggantung bebas dan menghadap ke dalam dan tidak menempel pada badan pasien. Jika pasien berada di kursi roda, tidak masalah jika lengan menyentuh sandaran lengan, namun pasien tidak boleh menggunakan sandaran lengan untuk memanfaatkan.
  2. Atur jarak pegangan handgrip dynamometer hingga sesuai dengan besarnya jangkauan genggaman telapak tangan, handgrip dynamometer dipegang antara jari dan telapak tangan di pangkal jempol.
  3. Periksa dan pastikan jarum penunjuk angka harus berada pada angka nol.
  4. Pasien memegang handgrip dynamometer dengan posisi lengan lurus disamping badan, tanpa menyentuh badan
  5. Telapak tangan menghadap bagian dalam dan skala handgrip dynamometer menghadap bagian luar untuk memudahkan melihat hasilnya pada petunjuk angka alat.
  6. Ingatkan pasien agar tangan atau alat handgrip dynamometer tidak menyentuh badan selama tes berlangsung.
  7. Instruksikan pasien untuk menarik napas dalam, kemudian menghembuskan napas sambil meremas pegangan handgrip dynamometer dengan kekuatan penuh, tanpa dihentakkan, kontraksi maksimal 2-4 detik.
  8. Lakukan pengulangan prosedur dalam meremas pegangan handgrip dynamometer sebanyak 3 kali, dengan periode istirahat 30 detik antara masing-masing percobaan.
  9. Nilai tertinggi dari 3 kali percobaan diambil sebagai hasil dari pemeriksaan handgrip dynamometer

Referensi:

  • Diolah dari Skripsi Atikah Noer Mufidah tahun 2022 dengan judul: Pengaruh terapi genggam bola karet terhadap peningkatan kekuatna otot pada pasien pasca stroke