Gustinerz.com | Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar (fisiologis) yang harus segera dipenuhi untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh.Tidak adanya oksigen dapat mengakibatkan penurunan fungsional tubuh bahkan kematian. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak diperbaiki dan meninggal.

Bila salah satu organ sistem respirasi yang mengalami gangguan, maka akan berdampak pada pemenuhan oksigen dalam tubuh, sehingga perlu dilakukan intervensi/tindakan pemberian kebutuhan oksigen. Berikut cara pemberian oksigenasi pada pasien.

Metode pemberian oksigen



Dalam pemberian terapi oksigen dibagi menjadi 2 teknik yaitu:

Sistem Aliran Rendah

  • Kateter Nasal: alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-44%.
    •  Keuntungan: pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah nyaman, dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
    • Kerugian: Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah terseumbat.

  • Kanula Nasal: suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi sama dengan kateter nasal Keuntungan: Pemberian oksigen stabil dengan volume tidak dan laju pernapasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir pasien dan terasa nyaman.
    • Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernapas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.
  • Sungkup Muka Sederhana (simple face mask): pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5-8 liter/menit dengan konsetrasi oksigen 40%-60%
    •  Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter dan kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aersol.
    • Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida (CO2) jika aliran rendah.

  • Sungkup muka dengan kantong rebreathing: teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12 liter/menit
    •  Keuntungan: konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.
    • Kerugian: tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
  • Sungkup muka dengan kantong Non Rebreathing: pemberian oksigen dengan konsentrasi mencapai 99% dengan aliran 8-12 liter/menit di mana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
    •  Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
    • Kerugian: kantong oksigen bisa terlipat

Sistem Aliran Tinggi

Teknik pemberian oksigen di mana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernapasan, sehingga dengan teknik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih cepat dan teratur.

  • Sungkup muka dengan Ventury. Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 liter/menit dengan konsentrasi 30-50%.
    • Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadai penumpukan CO2
    • Kerugian: Tidak dapat memberikan konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

Sumber:

  • HIPERCCI. (2018). Modul Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar. iN Media: Jakarta